PERIBAHASA
A
1.
Air cucuran
atap,jatuhnya ke pelimbahan juga:
Bila terjadi perselisihan keluarga akhirnya
baik kembali
1.
Air beriak
tanda tak dalam : orang yang banyak
bicara / sombong biasanya bodoh.
2.
Air susu
dibalas dengan air tuba :
kebaikan dibalas kejahatan
3.
Ada udang
dibalik batu : ada maksud tertentu
4.
Ada gula
ada semut: dimana ada rejeki di situ pasti banyak orangnya
5.
Ada uang
abang disayang tak ada uang abang ditendang: mau enaknya sendiri, tidak
menghiraukan kepentingan orang lain
6.
Adat hidup
jenguk – menjenguk, adat mati tolong – menolong: hendaklah kita tolong
menolong dalam segala hal.
7.
Air tenang
menghanyutkan: orang yang tenang biasanya banyak ilmu
8.
Airpun ada
pasang surutnya: keadaan seseorang tidak tetap ada senang dan ada susahnya.
B
1. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing:
seia sekata senasib sepenanggungan/ senang
susah dirasakan bersama.
1. Bagai pinang dibelah dua: wajahnya mirip
sekali
2. Berakit – rakit ke hulu berenang – renang
ketepian ; bersakit – sakit dahulu bersenang senag kemudian
3. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh:
jika bersatu tidak mudah untuk dipecah belah
4. Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu
mati tak dimakan ayah yang mati: keadaan yang membingungkan.
5. Besar pasak dari pada tiang : besar
pengeluaran daripada pemasukan
6. Bagai kacang lupa kulitnya: lupa akan
asal usulnya
7. Bahasa menunjukkan bangsa: baik buruk
tutur kata seseorang dapat diketahui dari asal usulnya.
8. Bagai bumi dengan langit: dua hal yang
sangat besar perbedaannya.
9. Buruk muka cermin dibelah: kita yang salah
orang lain yang disalahkan
10. Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya:
sifat anak tak akan jauh berbeda dengan orang tuanya.
11. Bagai pagar makan tanaman : disuruh
menjaga malah merusak.
12. Berdiri
sama tinggi duduk sama rendah: sederajat
C
1.
Cepat kaki
ringan tangan: tangkas dan rajin
2.
Cacing
hendak menjadi ular naga / bagai pungguk
merindukan bulan / katak inginmenjadi kerbau: keinginan yang tidak mungkin tercapai/
mustahil.
D
1.
Datang tak
dijemput pulang tak di antar: atas kemauan sendiri.
2.
Datang
tampak muka pergi tampak punggung : waktu datang baik, pergipun harus baik
juga
3.
Dalam
lautan dapat diduga dalam hati siapa tahu: tak dapat kita mengetahui isi
hati seseorang.
4.
Di mana
tanah dipijak, di situ langit dijunjung: kita harus menurut adat istiadat
yang kita tempati.
G
1.
Gali lubang tutup lubang: berutang untuk bayar
utang.
2.
Garam di laut asam di gunung akhirnya bertemu
dalam belanga: Kalau memang jodoh pasti
akan bertemu juga
3.
Guru kencing berdiri murid kencing berlari: guru
harus bisa menjadi contoh yang baik agar muridnya baik pula.
H
1. Hidup
segan mati tak mau: orang yang sudah lama menderita sakit .
2. Harimau
mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati
meninggalkan nama: orang yang baik budi dan tingkah lakunya meskipun sudah mati
namanya tetap disebut juga.
3. Hilang
ytak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya: tak diketahui keberadaannya
4. Hujan
emas di negeri orang hujan batu di
negeri sendiri,lebih baik di negeri sendiri: betapa senang di perantauan tentu
lebih senang di negeri sendiri.
J
1. Jangan
melihat ke atas melihatlah ke bawah: jangan membandingkan dengan orang tinggi/
kaya dengan kita
2. Jauh
di mata dekat di hati : walau berjauhan serasa berdekatan
K
1. Kalah
jadi abu menang jadi arang: menang kalah sama saja ruginya
2. Kalau
tak kenal maka tak sayang: kalau belum mengenal belum tahu baik buruknya.
3. Kasih
ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah: kasih ibu tiada
hingganya,tetapi kasih anak terbatas.
4. Kasih
tak sampai, dendam tak sudah : belum puas
5. Ke
mana angin bertiup, ke situ condongnya: orang yang tidak punya pendirian.
6. Kecil
– kecil cabe rawit: meskipun masih kecil tetapi cerdas
L
1. Lain
ladang lain belalang: tiap – tiap negeri mempunyai aturan sendiri – sendiri
2. Lebih
baik mati berkalang tanah daripada mati bercermin bangkai: lebih baik mati dari
pada hidup menanggung malu.
3. Lempar
batu sembunyi tangan. Perbuatan yang
licik/ tidak mau mengakui perbuatannya.
4. Lepas
dari mulut buaya masuk ke dalam mulut harimau: sama besar bahayanya.
5. Lidah
tak bertulang: orang yang tidak bisa dipercaya tutur katanya.
6. Lubuk
akal tepian ilmu : kepada yang pandai kita bertanya
M
1. Maksud
hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai: cita – cita tinggi tapi tidak
mampu untuk mencapainya.
2. Malang
tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih: nasib baik atau buruk kita tak bisa
menentukan.
3. Malu
bertanya sesat di jalan: janganlah kita malu – malu menanyakan sesuatu
4. Kepada orang lain yang lebih tahu.
5. Mencari
jejak di dalam air/ menggantang asap mengukir langit/ menggantang anak ayam:
melakukan pekerjaan yang sia – sia
6. Musuh
dalam selimut : musuh yang ada di lingkungan sendiri.
7. Nasi
telah menjadi bubur : kesalahan yang amat disesalkan karena tak dapat
diperbaiki.
8. Orang
mengantuk disorongkan bantal / pucuk dicinta ulam tiba : orang yang mendapatkan
sesuatu yang diinginkan.
P
1.
Pikir dahulu pendapatan sesal kemudian tak
berguna: berpikir /mempertimbangkan dulu sebelum mengambil keputusan.
2. Panas
setahun dihapuskan oleh hujan sehari: kebaikan yang telah lama di hapuskan oleh
kesalahan sekali.
3. Patah
tumbuh hilang berganti: hilang yang satu muncullah yang lain.
S
1. Semut
di seberang lautan tampak,Gajahdi pelupuk mata tidak tampak.
2. Sekali
merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui/ sambil menyelam minum air: sekali
melakukan kegiatan / pekerjaan dua tiga pekerjaan bisa terselesaikan
3. Sedia
payung sebelum hujan : hati – hati sebelum terkena/ tertimpa
4. Sekali
lancung ke ujian seumur hidup orang tak percaya: sekali memungkiri janji
selamanya orang tak percaya.
5. Seperti
anak ayam kehilangan induknya : menderita kesusahan karena kehilangan
pemimpinnya.
6. Seperti
anjing berebut tulang: orang tamak yang suka memperebutkan harta orang lain.
7. Seperti
anjing dengankucing/ seperti kucing dengan tikus: selalu bertengkar
8. Seperti
cacing kepanasan : orang yang gelisah.
9. Seperti kejatuhan bulan :mendapat
rezeki yang luar biasa
10. Seperti kerbau dicocok hidungnya:
orang bodoh yang selalu mengikuti orang lain dan tidak pernah membantah.
11. Seperti katak di dalam tempurung :
orang yang sedikit pengetahuannya.
12. Seperti kuda lepas dari pingitan :
gembira karena sudah lepas dari kungkungan.
13. Serigala berbulu domba: orang yang
nampaknya bodoh tetapi hatinya jahat.
14. Seperti minyak dengan air : orang
yang tidak pernah sepaham.
15. Seperti telur di ujung tanduk :
keadaan yang membahayakan.
16. Seperti otak udang : bodoh sekali
T
1. Tercoreng arang didahi : mendapat
malu karena perbuatan kita sendiri
2. Tak ada rotan akarpun berguna: tak ada barang utama barang penggantipun bisa
dimanfaatkan
3. Tong
kosong berbunyi nyaring orang yang banyak bicara / sombong biasanya bodoh.
U
1. Utang emas boleh dibayar utang budi
dibawa mati: budi yang baik itu akan diingat selama – lamanya
2. Ukur
baju sendiri: menyamakan dengan dirinya sendiri
0 komentar:
Posting Komentar